PENGUMUMAN

Selamat datang ke Blog Surau Al-Kauthar - Pengerusi serta seluruh AJK mengucapkan Selamat Menyambut Hari Kemerdekaan ke 59 pada 31 Ogos 2016 . Sambutan 10 tahun surau baru al Kauthar pada 12 hingga 14 Ogos 2016. Terima Kasih kepada para penyumbang khusus untuk Bangunan Tambahan Surau AlKauthar, Fasa 4 Bandar Baru Bangi Selangor. Program bulan Ogos 2016 Sambutan 10 tahun surau baru al Kauthar pada 12 hingga 14 Ogos 2016. Pengisian program Ceramah Perdana oleh Us Dr Abdul Basir Abd Rahman pada 14 Ogos 2016 lepas Maghrib. Bicara anak muda oleh PU Rahmat & sdra Ejam Medicine pada 12 Ogos 2016 Lepas Maghrib. Persembahan Nasyid- Dikir Barat, Pertandingan kanak-kanak, Pemeriksaan Kesihatan Percuma serta gerai-gerai jualan. Kuliah Subuh oleh Prof. Dr Abdul Basir Mohamad pada 06 Ogos 2016 dan 21 Ogos 2016, Ust Amirul Hafiz 07 Ogos 2016, Ustaz Hj Ismail Hashim 13 Ogos 2016 Us Hj Ahmad Mohd Said 14 Ogos 2016 Us Muammar Ghadafi pada 22 Ogos 2016 Karim Kechik pada 27 Ogos 2016 dan Us Khairil Khusairi Omar pada 28 Ogos 2016. SEMUA DIJEMPUT HADIR .

29 July 2011

Tazkirah Jumaat

Tazkirah Jumaat

11 jenis manusia didoa Malaikat

PERCAYA kepada malaikat adalah antara rukun iman. Ada malaikat yang ditugaskan berdoa kepada makhluk manusia dan sudah tentu seseorang yang didoakan malaikat mendapat keistimewaan.Dalam hidup, kita sangat memerlukan bantuan rohani dalam menghadapi ujian yang kian mencabar. Bantuan dan sokongan malaikat sangat diperlukan. Kali ini saya ingin menyenaraikan antara jenis manusia yang akan menerima doa malaikat.  Ketika itulah sewaktu kita menghadapi masalah, kerumitan, keperluan dan bimbingan, bukan saja kita perlukan kekuatan doa dari lidah, tetapi juga sokongan malaikat.
Antara orang yang mendapat doa malaikat ialah:

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.

Rasulullahs.a.w bersabda, maksudnya: "Sesiapa yang tidur dalam keadaan suci, malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa: "Ya Allah, ampunilah hamba-Mu sifulan kerana tidur dalam keadaan suci."

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu solat.

Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya: "Tidaklah salah seorang antara kalian yang duduk menunggu solat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali kalangan malaikat akan mendoakannya: 'Ya Allah, ampunilah ia.Ya Allah sayangilah ia.'"

3. Orang yang berada di saf depan solat berjemaah.

Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya: "Sesungguhnya Allah dan kalangan malaikat-Nya berselawat keatas (orang) yang berada pada saf depan."

4. Orang yang menyambung saf pada solat berjemaah (tidak membiarkan kekosongan di dalam saf).

Rasulullahs.a.w bersabda, maksudnya: "Sesungguhnya Allah dan kalangan malaikat selalu berselawat kepada orang yang menyambung saf."

5. Kalangan malaikat mengucapkan 'amin' ketika seorang imam selesai membaca al-Fatihah.

Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya: "Jika seorang imam membaca...(ayat terakhir al-Fatihah sehingga selesai), ucapkanlah oleh kamu 'aamiin' kerana sesiapa yang ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, dia akan diampuni dosanya yang lalu."

6. Orang yang duduk di tempat solatnya selepas melakukan solat.

Rasulullahs.a.wbersabda, maksudnya: "Kalangan malaikat akan selalu berselawat kepada satu antara kalian selama ia ada di dalam tempat solat, di mana ia melakukan solat."

7. Orang yang melakukan solat Subuh dan Asar secara berjemaah.

Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya: "Kalangan malaikat berkumpul pada saat solat Subuh lalu malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga Subuh) naik (kelangit) dan malaikat pada siang hari tetap tinggal.
"Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu solat Asar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga solat Asar) naik (kelangit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal lalu Allah bertanya kepada mereka: "Bagaimana kalian meninggalkan hamba-Ku?"
Mereka menjawab: 'Kami dating sedangkan mereka sedang melakukan solat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan solat, ampunilah mereka padahari kiamat.'"

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa pengetahuan orang yang didoakan.

Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya: "Doa seorang Muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa pengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, malaikat itu berkata 'aamiin dan engkau pun mendapatkan apa yang iadapatkan.'"

9. Orang yang membelanjakan harta (infak).

Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya: "Tidak satu hari pun di mana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali dua malaikat turun kepadanya, satu antara kedua-duanya berkata: 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak...' "

10. Orang yang sedang makan sahur.

Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya: "Sesungguhnya Allah dan kalangan malaikat-Nya berselawat kepada orang yang sedang makan sahur."

11. Orang yang sedang menjenguk (melawat) orang sakit.

Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya: "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70,000 malaikat untuknya yang akan berselawat kepadanya di waktu siang hingga petang dan di waktu malam hingga Subuh."
Itu lah antara mereka yang mendapat doa malaikat. Wallahu'alam. Semoga kita termasuk dan tersenarai sama. InsyaAllah

Di petik dari sumber oleh Haji Zulkifli Salleh




26 July 2011

Renungan Jumaat

Mengenal Allah

Kategori: Aqidah
Penulis: Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah an Nawawi

Tak kenal maka tak sayang, demikian bunyi pepatah. Banyak orang mengaku mengenal Allah, tapi mereka tidak cinta kepada Allah. Buktinya, mereka banyak melanggar perintah dan larangan Allah. Sebabnya, ternyata mereka tidak mengenal Allah dengan sebenarnya.

Ketika, membahas persoalan bagaimana mengenal Allah bukan sesuatu yang asing. Bahkan mungkin ada yang mengatakan untuk apa hal yang demikian itu dibahas? Bukankah kita semua telah mengetahui dan mengenal pencipta kita? Bukankah kita telah mengakui itu semua?

Kalau mengenal Allah ketika di masjid, di majlis dzikir, atau di majlis ilmu atau mengenal-Nya ketika tersandung batu, ketika mendengar kematian, atau ketika mendapatkan musibah dan mendapatkan kesenangan, mungkin kita akan bertanya persoalan begitu.

Yang dimaksud dalam pembahasan ini iaitu mengenal Allah yang akan membuahkan rasa takut kepada-Nya, tawakal, berharap, menggantungkan diri, dan ketundukan hanya kepada-Nya. Sehingga kita dapat mewujudkan segala bentuk ketaatan dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya. Yang akan menenteramkan hati ketika orang-orang mengalami gundah-gulana (Sedih) dalam hidup, mendapatkan rasa aman ketika orang-orang ditimpa rasa takut dan akan berani menghadapi segala macam masaalah hidup.

Faktanya, banyak yang mengaku mengenal Allah tetapi mereka selalu bermaksiat kepada-Nya siang dan malam. Lalu apa manfaat kita mengenal Allah kalau keadaannya demikian? Dan apa ertinya kita mengenal Allah sementara kita melanggar perintah dan larangan-Nya?

Maka dari itu mari kita menyemak pembahasan tentang masalah ini, agar kita mengerti hakikat mengenal Allah dan dapat memetik buahnya dalam wujud amal.

Mengenal Allah ada empat cara yaitu mengenal wujud Allah, mengenal Rububiyah Allah, mengenal Uluhiyah Allah, dan mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah.

Keempat cara ini telah disebutkan Allah di dalam Al Qur’an dan di dalam As Sunnah baik global maupun terperinci.

Ibnul Qoyyim dalam kitab Al Fawaid hal 29, mengatakan: “Allah mengajak hamba-Nya untuk mengenal diri-Nya di dalam Al Qur’an dengan dua cara iaitu pertama, melihat segala perbuatan Allah dan yang kedua, melihat dan merenungi serta menggali tanda-tanda kebesaran Allah seperti dalam firman-Nya:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat (tanda-tanda kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memiliki akal.” (QS. Ali Imran: 190)
Juga dalam firman-Nya yang lain:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ
Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi; dan (pada) pertukaran malam dan siang; dan (pada) kapal-kapal yang belayar di laut dengan membawa benda yang bermanfaat kepada manusia;.”       (QS. Al Baqarah: 164)
Mengenal Wujud Allah.


Iaitu beriman bahwa Allah itu ada. Dan adanya Allah telah diakui oleh fitrah, akal, panca indera manusia, dan ditetapkan pula oleh syari’at.

Ketika seseorang melihat makhluk ciptaan Allah yang berbeza-beza bentuk, warna, jenis dan sebagainya, akal akan menyimpulkan adanya semuanya itu tentu ada yang mengadakannya dan tidak mungkin ada dengan sendirinya. Dan panca indera kita mengakui adanya Allah di mana kita melihat ada orang yang berdoa, menyeru Allah dan meminta sesuatu, lalu Allah mengabulkannya. Adapun tentang pengakuan fitrah telah disebutkan oleh Allah di dalam Al Qur’an: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman ): ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu’ Mereka menjawab: ‘(Betul Engkau Tuhan kami) kami mempersaksikannya (Kami lakukan yang demikian itu) agar kalian pada hari kiamat tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan-Mu) atau agar kamu tidak mengatakan:
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ
وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا
أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan zuriat anak-anak Adam dari (tulang) belakang mereka, dan Ia jadikan mereka saksi terhadap diri mereka sendiri,(Firman-Nya): Bukankah Aku Tuhan kamu? Mereka menjawab: Benar, kami menjadi saksi. Yang demikian supaya kamu tidak berkata pada hari Kiamat kelak: Sesungguhnya kami orang yang lalai tentang (hakikat tauhid) ini..” (QS. Al A’raaf: 172)
أَوْ تَقُولُواْ إِنَّمَا أَشْرَكَ آبَاؤُنَا مِن قَبْلُ وَكُنَّا ذُرِّيَّةً مِّن
بَعْدِهِمْ أَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ الْمُبْطِلُونَ
“Supaya kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya ibu bapa kamilah yang melakukan syirik dahulu sedang kami ialah keturunan yang datang sesudah mereka. Oleh itu, patutkah Engkau hendak membinasakan kami disebabkan perbuatan orang yang sesat itu?” (QS. Al A’raaf: 173)
Ayat-ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa fitrah seseorang mengakui adanya Allah dan juga menunjukkan, bahwa manusia dengan fitrahnya mengenal Rabbnya. Adapun bukti syari’at, kita menyakini bahwa syari’at Allah yang dibawa para Rasul yang mengandung maslahat bagi seluruh makhluk, menunjukkan bahwa syari’at itu datang dari sisi Dzat yang Maha Bijaksana. (Lihat Syarah Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin hal 41-45)
Mengenal Rububiyah Allah

Rububiyah Allah adalah mengesakan Allah dalam tiga perkara yaitu penciptaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan pengaturan-Nya. (Lihat Syarah Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin hal 14)

Maknanya, menyakini bahwa Allah adalah Dzat yang menciptakan, menghidupkan, mematikan, memberi rizki, mendatangkan segala manfaat dan menolak segala mudharat. Dzat yang mengawasi, mengatur, penguasa, pemilik hukum dan selainnya dari segala sesuatu yang menunjukkan kekuasaan tunggal bagi Allah.

Dari sini, seorang mukmin harus menyakini bahwa tidak ada seorangpun yang menandingi Allah dalam hal ini. Allah mengatakan:
وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ   لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ   اللَّهُ الصَّمَدُ   قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
“Katakanlah (wahai Muhammad)”: (Tuhanku) ialah Allah Yang Maha Esa. Allah Yang menjadi tumpuan sekalian makhluk untuk memohon sebarang hajat. Ia tiada beranak, dan Ia pula tidak diperanakkan. Dan tidak ada sesiapapun yang setara dengan-Nya.” (QS. Al Ikhlash: 1-4)
Maka ketika seseorang menyakini bahwa selain Allah ada yang memiliki kemampuan untuk melakukan seperti di atas, berarti orang tersebut telah mendzalimi Allah dan menyekutukan-Nya dengan selain-Nya.

Dalam masalah rububiyah Allah sebagian orang kafir jahiliyah tidak mengingkarinya sedikitpun dan mereka menyakini bahwa yang mampu melakukan demikian hanyalah Allah semata. Mereka tidak menyakini bahwa apa yang selama ini mereka sembah dan agungkan mampu melakukan hal yang demikian itu. Lalu apa tujuan mereka menyembah Tuhan yang banyak itu? Apakah mereka tidak mengetahui jikalau ‘tuhan-tuhan’ mereka itu tidak dapat berbuat apa-apa? Dan apa yang mereka inginkan dari sembahan itu?

Allah telah menceritakan di dalam Al Qur’an bahwa mereka memiliki dua tujuan.
Pertama, mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya sebagaimana firman Allah:
وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِهِ أَوْلِيَاء
                                       مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ

Dan orang musyrik yang mengambil pelindung selain dari Allah berkata: Kami tidak menyembah melainkan supaya mereka mendampingkan kami kepada Allah sedamping-dampingnya.”                 (Az Zumar: 3 )
Kedua, agar mereka memberikan syafa’at (pembelaan ) di sisi Allah. Allah berfirman:

وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللّهِ مَا لاَ يَضُرُّهُمْ وَلاَ يَنفَعُهُمْ
وَيَقُولُونَ هَؤُلاء شُفَعَاؤُنَا عِندَ اللّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللّهَ بِمَا
لاَ يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلاَ فِي الأَرْضِ سُبْحَانَهُ
                                                   وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

Dan mereka menyembah yang lain dari Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan mudarat dan tidak dapat mendatangkan manfaat kepada mereka dan mereka pula berkata: Mereka itu ialah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah. Katakanlah: Adakah kamu hendak memberitahu kepada Allah akan apa yang tidak diketahui-Nya di langit dan di bumi? Maha Suci Allah dan tertinggi keadaan-Nya dari apa yang mereka sekutukan”.  (QS. Yunus: 18, Lihat kitab Kasyfusy Syubuhat karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab)

Keyakinan sebagian orang kafir terhadap tauhid rububiyah Allah telah dijelaskan Allah dalam beberapa firman-Nya:
وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
Jika kamu bertanya mereka: Siapa yang menciptakan mereka? Mereka menjawab: ALLAH!”                 (QS. Az Zukhruf: 87)
وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ
الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ

Sesungguhnya jika engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka itu: Siapakah yang menciptakan langit dan bumi, dan yang memudahkan matahari dan bulan? Sudah tentu mereka akan menjawab: Allah. Maka bagaimana mereka tergamak dipalingkan (oleh hawa nafsunya)”..”              (QS. Al Ankabut: 61)
وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّن نَّزَّلَ مِنَ السَّمَاء مَاء فَأَحْيَا بِهِ
الْأَرْضَ مِن بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ
أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya jika engkau bertanya kepada mereka itu: Siapakah yang menurunkan hujan dari langit, lalu Ia hidup dengannya tumbuhan di bumi sesudah matinya? Sudah tentu mereka akan menjawab: Allah. Ucapkanlah: Alhamdulillah, bahkan kebanyakan mereka tidak memahami..”          (QS. Al Ankabut: 63)
Demikianlah Allah menjelaskan tentang keyakinan mereka terhadap tauhid Rububiyah Allah. Keyakinan mereka yang demikian itu tidak menyebabkan mereka masuk ke dalam Islam dan menyebabkan halalnya darah dan harta mereka sehingga Rasulullah mengumumkan peperangan melawan mereka.

Makanya, jika kita melihat kenyataan yang terjadi di tengah-tengah kaum muslimin, kita sadari betapa besar kerusakan akidah yang melanda saudara-saudara kita. Banyak yang masih menyakini bahwa selain Allah, ada yang mampu menolak mudharat dan mendatangkan manfa’at, meluluskan dalam ujian, memberikan keberhasilan dalam usaha, dan menyembuhkan penyakit. Sehingga, mereka harus berduyun-duyun meminta-minta di kuburan orang-orang shalih, atau kuburan para wali, atau di tempat-tempat keramat.
Mereka harus pula mendatangi para dukun, tukang ramal, dan tukang tenung atau dengan istilah sekarang paranormal. Semua perbuatan dan keyakinan ini, merupakan keyakinan yang rusak dan bentuk kesyirikan kepada Allah.

Ringkasnya, tidak ada yang dapat memberi rizki, menyembuhkan segala macam penyakit, menolak segala macam merbahaya, memberikan segala macam manfaat, membahagiakan, menyengsarakan, menjadikan seseorang miskin dan kaya, yang menghidupkan, yang mematikan, yang meluluskan seseorang dari segala macam ujian, yang menaikkan dan menurunkan pangkat dan jabatan seseorang, kecuali Allah. Semuanya ini menuntut kita agar hanya meminta kepada Allah semata dan tidak kepada selain-Nya.



Mengenal Uluhiyah Allah

Uluhiyah Allah adalah mengesakan segala bentuk peribadatan bagi Allah, seperti berdo’a, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih, bernadzar, cinta, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Memperuntukkan satu jenis ibadah kepada selain Allah termasuk perbuatan dzalim yang besar di sisi-Nya yang sering diistilahkan dengan syirik kepada Allah.

Allah berfirman di dalam Al Qur’an:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada-Mu ya Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu ya Allah kami meminta.” (QS. Al Fatihah: 5)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah membimbing Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu dengan sabda beliau:
“Dan apabila kamu minta maka mintalah kepada Allah dan apabila kamu minta tolong maka minta tolonglah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)
Allah berfirman:
وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا
“Dan sembahlah Allah dan jangan kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun” (QS. An Nisa: 36)
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن
قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Wahai sekalian manusia! Beribadatlah kepada Tuhan kamu yang telah menciptakan kamu dan orang yang terdahulu daripada kamu, supaya kamu bertakwa..” (QS. Al Baqarah: 21)
Dengan ayat-ayat dan hadits di atas, Allah dan Rasul-Nya telah jelas mengingatkan tentang tidak bolehnya seseorang untuk memberikan peribadatan sedikitpun kepada selain Allah karena semuanya itu hanyalah milik Allah semata.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Allah berfirman kepada ahli neraka yang paling ringan adzabnya. ‘Kalau seandainya kamu memiliki dunia dan apa yang ada di dalamnya dan sepertinya lagi, apakah kamu akan menebus dirimu? Dia menjawab ya. Allah berfirman: ‘Sungguh Aku telah menginginkan darimu lebih rendah dari ini dan ketika kamu berada di tulang rusuknya Adam tetapi kamu enggan kecuali terus menyekutukan-Ku.” ( HR. Muslim dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu )
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Allah berfirman dalam hadits qudsi: “Saya tidak memerlu kepada sekutu-sekutu, maka barang siapa yang melakukan satu amalan dan dia menyekutukan Aku dengan selain-Ku maka Aku akan membiarkannya dan sekutunya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu )

Contoh konkrit penyimpangan uluhiyah Allah di antaranya ketika seseorang mengalami musibah di mana ia berharap dapat terlepas dari musibah tersebut. Lalu orang tersebut datang ke makam seorang wali, atau kepada seorang dukun, atau ke tempat keramat atau ke tempat lainnya. Ia meminta di tempat itu agar penghuni tempat tersebut atau sang dukun, dapat melepaskannya dari musibah yang menimpanya. Ia begitu berharap dan takut jika tidak terpenuhi keinginannya. Ia pun mempersembahkan sembelihan bahkan bernadzar, berjanji akan beri’tikaf di tempat tersebut jika terlepas dari musibah seperti keluar dari lilitan hutang.

Ibnul Qoyyim mengatakan: “Kesyirikan adalah penghancur tauhid rububiyah dan pelecehan terhadap tauhid uluhiyyah, dan berburuk sangka terhadap Allah.”
Mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah

Maksudnya, kita beriman bahwa Allah memiliki nama-nama yang Dia telah menamakan diri-Nya dan yang telah dinamakan oleh Rasul-Nya. Dan beriman bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang tinggi yang telah Dia sifati diri-Nya dan yang telah disifati oleh Rasul-Nya. Allah memiliki nama-nama yang mulia dan sifat yang tinggi berdasarkan firman Allah:
وَلِلّهِ الأَسْمَاء الْحُسْنَى
“Dan Allah memiliki nama-nama yang baik.” (Qs. Al A’raaf: 180)
الأَعْلَىَ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ  وَلِلّهِ الْمَثَلُ
Allah sifat yang tinggi; dan Dialah jua Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.”  (QS. An Nahl: 60)
Dalam hal ini, kita harus beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah sesuai dengan apa yang dimaukan Allah dan Rasul-Nya dan tidak menyelewengkannya sedikitpun. Imam Syafi’i meletakkan kaidah dasar ketika berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagai berikut:

 “Aku beriman kepada Allah dan apa-apa yang datang dari Allah dan sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Allah. Aku beriman kepada Rasulullah dan apa-apa yang datang dari Rasulullah sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Rasulullah” (Lihat Kitab Syarah Lum’atul I’tiqad Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin hal 36)
Ketika berbicara tentang sifat-sifat dan nama-nama Allah yang menyimpang dari yang dimaukan oleh Allah dan Rasul-Nya, maka kita telah berbicara tentang Allah tanpa dasar ilmu. Tentu yang demikian itu diharamkan dan dibenci dalam agama. Allah berfirman:

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
وَالإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُواْ بِاللّهِ مَا لَمْ
يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَن تَقُولُواْ عَلَى اللّهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ

“Katakanlah: Sesungguhnya Tuhanku mengharamkan perbuatan-perbuatan keji, sama ada yang nyata atau yang tersembunyi; dan perbuatan dosa; dan perbuatan menceroboh tanpa alasan yang benar; dan (diharamkan) kamu mempersekutukan Allah yang Allah tidak menurunkan sebarang bukti untuk itu; dan (diharamkan) kamu memperkatakan terhadap Allah sesuatu yang kamu tidak mengetahuinya”.  (QS. Al A’raaf: 33)

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ
                                           وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً

Dan janganlah kamu mengikut apa yang kamu tidak ketahui; sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan ditanya apa yang dilakukan.  (QS. Al Isra: 36)



SAUDARA BARU

Saudara Wong Tuck Kan (No. k/p 690813-08-5103) beralamat No 53, Jalan Teratai PJU 6, Damansara, 47400 Petaling Jaya, Selangor telah memeluk Islam di Surau Al-Kauthar Fasa 4, Bandar Baru Bangi, Selangor pada 25 Julai 2011 bersamaan 23 Syaaban 1432H selepas Solat Maghrib. Syahadah dilafazkan di hadapan Ustaz Dr Hasnan Kasan dan disaksikan oleh jemaah Surau sebelum Kuliah Maghrib bermula.

Nama Islam yang dipilih ialah Muhammad Ridzuan Wong.





20 July 2011

FORUM PERDANA

Surau Al-Kauthar Fasa 4, Bandar Baru Bangi akan mengajurkan Forum Perdana Menjelang Ramadhan:

Pada         :  24 Julai 2011 (Ahad)
Bermula    :  Selepas Maghrib
Ahli Penal :  1) Ustaz Syed Mohd Norhisyam Tuan Padang al-Idrus.
                   2) Ustaz Zaidi Ramli  ( Bekas Timbalan Mufti Negeri Sembilan )
Moderator:  Ustaz Ahmad Shukri Yusof

Muslimim dan Muslimat adalah di Jemput Hadir dan Jamuan disediakan



SAUDARA BARU

Saudara Lim Peng Onn (No. k/p 820517-14-5055) beralamat No 69C, Jalan Sentul off Jalan Union, 51100 Kuala Lumpur telah memeluk Islam di Surau Al-Kauthar Fasa 4, Bandar Baru Bangi, Selangor pada 19 Julai 2011 bersamaan 17 Syaaban 1432H selepas Solat Maghrib. Syahadah dilafazkan di hadapan Ustaz Haji Karim Kechik dan disaksikan oleh jemaah Surau sebelum Kuliah Maghrib bermula.

Nama Islam yang dipilih ialah Abdullah Lim.



18 July 2011

KEJOHANAN BOWLING

Pertandingan bowling antara Masjid/ Surau DUN Bangi telah diadakan pada 17/07/2011 (Ahad) mulai jam 10.00 pagi hingga 1.00 tengahari bertempat di Ampang Bowl, Metro Point, Kajang. Sebanyak 20 pasukan telah mengambil bahagian pada kejohanan tersebut.

Surau Al-Kauthar Fasa 4, BBB telah menghantar 2 pasukan pada kejohanan tersebut.

 Peserta kejohanan bowling surau Al-Kauthar Fasa 4, BBB
 Tersenyum sebelum kejohanan dimulakan agaknya kita boleh pukul dia orang ni
Muhammad Najmi sedang menerima cenderamata daripada ADUN Bangi.









15 July 2011

KULIAH DHUHA


Pada 02 Julai 2011 (Sabtu) yang lalu Surau Al-Kauthar telah menjemput Ustaz Hj Dzulkarnain Hj Hamzah (Pengacara Kalam Suci-astro Oasis dan Penceramah bebas) untuk menyampaikan Ceramah Dhuha bertajuk Rasullallah Merentas Alam mulai jam 9.30 pagi, sempena Israk Mikraj.

Lebih daripada 300 orang jemaah surau Al-Kauthar telah hadir mendengar kuliah tersebut.

Penceramah, Pengerusi Surau, Timbalan Pengerusi, Ketua Biro Pendidikan dan Ketua Biro Keselamatan

 
Penceramah dan isteri serta AJK Muslimat Surau Al-Kauthar



13 July 2011

SAUDARA BARU

Saudara Ong Sin Kok (No.k/p 551017-10-6575) telah memeluk Islam di Surau Al-Kauthar pada 12 Julai 2011 bersamaan 10 Syaaban 1432H selepas Solat Maghrib. Sahadah dilafazkan di hadapan Ustaz Mahathir Mohd Nor dan disaksikan oleh jemaah Surau Al-Kauthar sebelum kuliah maghrib bermula.

Nama Islam yang dipilih ialah Muhammad Omar Ong.



08 July 2011

PENGUMUMAN

PEMERIKSAAN KESIHATAN PERCUMA

KEMENTERIAN KESIHATAN DAN PIHAK JAWATANKUASA SURAU SEJAHTERA SURAU AL-KAUTHAR AKAN MENGADAKAN HARI PEMERIKSAAN KESIHATAN UNTUK WARGA SURAU AL-KAUTHAR PADA:

TARIKH  : 09 JULAI 2011 (SABTU)
JAM         : 8.30 PAGI HINGGA 12.30 TENGAHARI
TEMPAT : RUANG LEGAR SURAU AL-KAUTHAR, FASA 4, BBB

PEMERIKSAAN MELIPUTI:

* TEKANAN DARAH TINGGI
* KENCING MANIS
* TAHAP KOLESTROL
* TIMBANG BERAT BADAN (BMI)

WARGA AL-KAUTHAR, MUSLIMIN DAN MUSLIMAT DI JEMPUT UNTUK MENJALANI PEMERIKSAAN PADA HARI TERSEBUT DAN DIMINTA BERPUASA PADA MALAM SEBELUM PEMERIKSAAN UNTUK MENDAPATKAN BACAAN YANG TEPAT.



JADUAL BULAN JULAI 2011

JADUAL PENGAJIAN SURAU AL-KAUTHAR  BULAN JULAI  2011
Jadual kuliah ini tertakluk kepada perubahan


ISNIN
SELASA
RABU
KHAMIS
JUMAAT
SABTU
AHAD




30.06.2011
BACAAN
YASIN DAN TAHLIL
01.07.2011

Ustaz Ariff Nazri
(UMUM)

02.07.2011

03.07.2011
Us. Zainal Abidin Sarbini
(Akidah)
04.07.0211
Us. Abd Razak Mahdi (Aqidah Sunnah Wal Jamaah)
05.07.2011
Us. Muammar Ghadafi
(Sirah)

06.07.2011
Ustaz Afnan Hafiz Ab. Fatah

07.07.2011
BACAAN
YASIN DAN TAHLIL
08.07.2011
Us Nik Ab. Rahim Nik Abdul Ghani
(Fekah)

09.07.2011
10.07.2011
Us. Karim Kechik
( Tajwid)

11.07.2011
Dr. Wan Nasyaruddin
( Al-Azkar- Imam Nawawi)

12.07.2011
Us. Mahadir Mohd Nor
(Mustika Hadis)

13.07.2011

14.07.2011
BACAAN
YASIN DAN TAHLIL

15.07.2011

16.07.2011
Ustaz Ahmad Shukri Yusof
( Nisfu Syaaban)
17.07.2011
Us. Karim Kechik
( Tajwid)
18.07.2011
Us. Abd Razak Mahdi (Aqidah Sunnah Wal Jamaah)
19.07.2011
Us. Muammar Ghadafi
(Sirah)


20.07.2011
Dr Anuar Ahmad
(Program Surau Sejahtera)
21.07.2011
BACAAN
YASIN DAN TAHLIL

22.07.2011
Us Nik Ab. Rahim Nik Abdul Ghani
(Fekah)

23.07.2011
Us. Zainal Abidin Sarbini
(Akidah)

24. 07.2011
FORUM PERDANA
(Ust Syed Mohd Norhisyam dan Ust Zaidi Ramli)
25.07.2011
Us Dr Hasnan bin Kasan (Fekah Solat)


26.07.2011
Us. Mahadir Mohd Nor (Hadis)


27.07.2011
Prof Dr Khairul Anuar (Keimanan)
28.07.2011
BACAAN
YASIN DAN TAHLIL

29.07.2011
PM Dr Hafizi Mohd Noor
(Sejarah)
30.07.2011
Dr Abdul Basit Abd Rahman
31.07.2011


KULIAH SUBUH ( BULAN JULAI 2011)

SABTU


02.07.2011
Prof. Dr. Abdul Basir Mohamad
( Qanun Jenayah Syariat Islam )
09.07.2011
Us. Karim Kechik
( Tarannum )
16.07. 2011
Prof. Dr. Abdul Basir Mohamad
( Qanun Jenayah Syariat Islam)
23. 07. 2011
Us. Karim Kechik
( Tarannum)


30.07.2011

Kuliah Subuh
AHAD
03.07.2011

Us Ahmad Shukri bin Yusof
10.07.2011

Tuan Hj Ahmad Mohd Said



17.06.2011


Prof Dr Zulkiple Abd Ghani
(Umum)
24.07.2011

Us. Abd.Rahman
Awg Soh
(Umum)
31.07.2011

Ustaz Ismail Hashim



*  SUMBANGAN DARIPADA MUSLIM DAN MUSLIMAT AMATLAH DIHARAPKAN.
TERIMA KASIH



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...